Kemacetan Jabodetabek, Sendy Pratama : Utamakan Keselamatan dan Patuhi Rambu Lalu Lintas

Oleh : Sendy Pratama Putra, SE

Terasa waktu begitu berarti kekita kita menghadapi kemacetan, waktu berlalu tidak terasa dengan jarak tempuh yang sangat pendek.

Jakarta, Perpek Media – Karena tuntutan pekerjaan membuat saya harus mobile, hampir setiap hari ke lapangan dengan mobilitas tinggi menelusuri jalanan sekitar Jabodetabek. Setiap hari saya amati perubahan volume kendaraan di wilayah Jabotabekser yang luar biasa dan sangat signifikan penambahan jumlah kendaraan baik itu jenis motor atau mobil.

Hampir semua ruas jalan di kawasan Jabotabekser macet tanpa kenal waktu. Kalau sebelum ini kita hanya mendapatkan jalanan macet ketika jam masuk kantor atau jam-jam sepulang kantor. Tetapi saat ini hal tersebut tidaklah berlaku, baik itu ruas jalan biasa maupun jalan tol selalu dengan keadaan macet. Walaupun tarif tol ada kenaikan tidak lagi membatasi mereka dengan kendaraan pribadi untuk mengurangi rutinitas perjalanan mereka dengan naik moda transportasi umum.

Walaupun pemerintah menggalakkan dan terus mensosialisasikan budaya naik transportasi umum tetapi tetap saja kebijakan tersebut tidak mengurangi kemacetan di wilayah Jabotabekser.

Hal ini tentunya berimbas ke banyak hal dan dampaknya yakni ;

1. Efisiensi waktu

Begitu banyak waktu yang terbuang ketika kita harus pergi menuju suatu tempat dikarenakan kemacetan jalan. Kita harus menyediakan waktu yang lebih awal supaya menghindari keterlambatan untuk menemui klien. Terasa waktu begitu berarti kekita kita menghadapi kemacetan, waktu berlalu tidak terasa dengan jarak tempuh yang sangat pendek. Membuat jam kerja terasa sangat pendek, dan berkurangnya kuntitas kita menemui customers dan akibat keterbatasan waktu juga menyebabkan kualitas pembicaraan kita juga berkurang saat berhadapan dengan konsumen dan biasanya akan dilanjutkan dengan pembicaraan lebih lanjut via telepon atau email.

    2. Biaya perawatan kendaraan.

    Mungkin hal ini tidak kita sadari, sebenernya kita mengeluarkan biaya lebih banyak dari biasanya untuk perawatan kendaraan baik itu kendaraan motor ataupun mobil. Kemacetan tentunya akan membuat kendaraan membutuhkan konsumsi bahan bakar yang lebih banyak, kondisi mesin yang panas akan membuat oli cepat panas dan umur pakai oli juga menjadi berkurang, umur pakai busi yang makin pendek karena aus akibat mesin yang terus menyala, kondisi rem yang cepat habis akibat seringnya kita mengerem hal itu membuat kampas rem tentunya cepat tipis dan lagi-lagi harus kita ganti karena rem merupakan bagian vital dari kendaraan. Bagi mereka yang menggunakan kendaraan jenis motor, bola lampu juga akan lebih cepat mati karena siang dan malam lampu motor terus harus menyala.

      3. Kesehatan

      Hal ini juga penting, seringnya kita melakukan perjalanan yang lama apalagi lamanya perjalanan itu imbas dari kemacetan maka tingkat stress akan semakin tinggi, hal ini akan membuat orang menjadi tidak sabaran ketika dijalanan, belum lagi egoisme dijalanan ketika mereka yang merasa lebih berhak untuk mendahului atau keadaan yang mendesak membuat seseorang harus mencapai tujuan tepat waktu.

      Penumpukan kendaraan juga berimbas pada asap kendaraan dan debu jalanan yang mana kita akui kondisi jalan kita masih jauh dari bersih, masih banyak kotoran seperti bekas lumpur manakala saat-saat musim penghujan dan pasir masih banyak kita temui disisi jalan kecuali jalanan kota di sekitar daerah Sudirman dan Thamrin – Jakarta cenderung lebih bersih. Hal ini juga sangat rentan akan dampak kesehatan terutama kesehatan pernapasan seperti Asma, batuk, pilek, pneumonia sampai pada kanker paru. Menurut WHO setidaknya ada lebih dari 10.000 kematian akibat polusi udara Jakarta setiap tahunnya.

      4. Lingkungan

      Emisi  karbon dioksida (CO2) di DKI Jakarta mencapai 206 juta ton per tahun. Mayoritas sektor transportasi yang menjadi penyumbang utama. Sebanyak 182,5 juta ton per tahun. 23,9 juta ton dari sektor rumah tangga dan sekitar 350 ribu ton dari sektor industri.

        Imbauan pemerintah untuk beralih ke kendaraan listrik, diibaratkan bagai buah simalakama.

        Kendaraan listrik memang benar bisa mengurasi emisi karbon tetapi disisi lain bukanlah solusi untuk mengatasi kemacetan di wilayah Jabotabekser bahkan saat ini populasi kendaraan listrik semakin meningkat manalagi mobil listrik tidak dibatasi untuk aturan ganjil genap.

        Menurut laporan Global Traffic Scorecard 2024 dari INRIX, Jakarta mendapat peringkat ke tujuh sebagai kota termacet di dunia. Berikut urutan 10 kota termacet di dunia :

        1. Istanbul – Turkiye
        2. London – inggris
        3. Mexico City – Meksiko
        4. Sao Paolo – Brazil
        5. Lima – Peru
        6. Pune – India
        7. Jakarta – Indonesia
        8. Bengaluru – India
        9. Kolkata – India
        10. Barranquilla – Kolombia

        Pada tahun 2023 jumlah kendaraan di DKI Jakarta 22,9 juta. Jumlah ini terdiri dari 18.229.176 unit sepeda motor dan 3.836.691 unit mobil. Dan pada tahun 2024 terdapat total 24.3 juta unit kendaraan di DKI Jakarta yang bergerak memenuhi berbagai ruas jalanan di DKI Jakarta.

        Jumlah tersebut terdiri dari Mobil pribadi  4.354.155 unit, Sepeda motor  19.016.898 unit, Bus  44.352 unit, Angkutan barang  876.637 unit, Kendaraan khusus 64.611 unit. (Data BPS DKI Jakarta)

        Dari dua tahun diatas sebagai data pembanding, berarti ada kenaikan sekitar 6,11% pertahun. Bayangkan kalau setiap tahun pertumbuhan kendaraan selalu ada kenaikan sekitar 6% dan kita tidak berdaya untuk menanggulagi kemacetan lantas apa yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang sedangkan kondisi jalan tetap tanpa adanya penambahan ruas jalan ataupun dibangunnya jalan baru.

        Sungguh sebuah dilema, ketika kita mengharapkan pertumbuhan ekonomi terus bergulir tetapi tanpa ada solusi untuk mengatasi kemacetan. Karena pergerakan kendaraan di kota-kota besar sebenarnya bisa dijadikan sebuah indikator pergerakan ekonomi.

        Banyak hal yang menyebabkan kemacetan di kota besar terutama di Jakarta

        1. Pertumbuhan penduduk yang membuat permintaan akan kendaraan meningkat.

        Mayoritas penduduk kota mempunyai mobilitas tinggi dengan urusan dan kepentingan masing-masing dalam kesehariannya. Untuk mendukung mobilitas tersebut, kebanyakan dari kita masih berpatokan kalau kendaraan pribadi lebih banyak memberi kemudahan dan lebih efisien. Hal ini membuat pertumbuhan kendaraan jenis sepeda motor di Jakarta sebenarnya telah melebihi kapasitas jalan yang ada.

        Belum lagi hal ini disebabkan mayoritas pekerja di kota Jakarta berasal dari kota penyanggah di sekitar DKI Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Serpong.

        Karena harga hunian di daerah kota sudah sangat tidak terjangkau jadi tinggal di kota penyanggah adalah solusi bagi karyawan.

        1. Kurangnya infrastruktur yang memadai.

        Salah satu infrastruktur utama disini adalah jalan. Konsidi jalan yang demikian adanya tanpa ada tambahan menyebabkan jalan overloaded akan kendaraan.

        Banyak kita temukan kondisi jalan dengan ruas jalan yang tidak konsisten, ketika ruas jalan yang kita lalui 3 lajur tiba-tiba di depan menyempit menjadi 2 lajur.

        Kondisi jalan yang kurang perawatan akibat lubang dan genangan air saat musim hujan.

        1. Etika dan tata tertib berkendara.

        Banyak pengendara yang mengesampingkan hal ini. Pengendara beranggapan selama tidak ada polisi lalu lintas, tidak ada yang melarang selama jalan maasih bisa dilewati sekalipun harus lawan arah atau bahkan melanggar rambu lalu lintas merupakan hal yang biasa.

        Pengendara yang lawan arah biasanya dilakukan oleh pengendara sepeda motor sangat mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

        Kesadaran akan etika berkendara sepertinya harus terus diedukasi dan disosialisasikan bahwa ketika kita berkendara di jalan raya, kita tidak hanya bertanggungjawab untuk keselamatan diri sendiri melainkan juga bertanggungjawab atas keselamatan orang lain antar sesama pengguna jalan.

        1. Parkir sembarangan.

        Parkir sembarangan juga memberikan kontribusi kemacetan padahal mobil derek Dishub selalu beroperasi setiap hari untuk menderek mobil-mobil yang parkir tidak pada tempatnya terutama di bahu jalan raya tetapi hal itu tidak membuat pengendara kapok walaupun sudah dikenakan sanksi denda yang lumayan besar.

        Tidak hanya kendala parkir, bila ada kendaraan yang mogok disisi jalan makanya seketika akan merimbas pada melambatnya arus lalu lintas dan dalam sekejap akan terjadi penumpukan kendaraan pada ruas jalan tersebut.

        Saya sangat setuju kalau pemerintah menerapkan kebijakan untuk pembatasan usia kendaraan khususnya di Jakarta karena bila ada satu kendaraan saja yang alami kendala atau mogok saat dijalan maka akan berimbas pada kemacetan.

        1. Adanya pengerjaan proyek.

        Saat ini pembangunan MRT sangat massif dibeberapa ruas jalan di Jakarta harus kita akui memberi dampak kemacetan yang luar biasa di jam-jam sibuk di hari kerja. Dengan adanya pekerjaan konstruksi maka para pekerja proyek akan menutupi sebagian ruas jalan. Kita hanya bisa berharap pekerjaan proyek akan segera selesai, kondisi jalan bisa dikembalikan seperti semula dan ketika proyek selesai harapan kita kemacetan akan berkurang dengan adanya moda transportasi baru.

        Berbagai brand mobil dan motor yang ada di Indonesia yang kebanyakannya didominasi oleh merk-merk besar dari Jepang. Setiap tahunnya mereka berlomba-lomba meningkatkan volume penjualan kendaraan mereka di pasar Indonesia dengan memberikan berbagai kemudahan fasilitas kepemilikan kendaraan. Dari program cicilan ringan, bunga kredit yang rendah, tambahan bonus atau potongan diskon pada waktu tertentu.

        Berbanding terbalik di negara asalnya Jepang, warga tidak mudah memiliki kendaraan terutama mobil. Jepang menerapkan kebijakan yang sangat ketat dalam hal kepemilikan mobil. Warga diwajibkan menunjukan sertifikat garasi ketika hendak membeli mobil sedangkan disini, rumah tanpa garasipun bisa memiliki mobil dan sering kita temukan para pemilik mobil memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan. Hal inilah yang membuat volume kendaraan dijalan raya melewati kapasitas jalan yang ada.

        Ada lagi masalah stigma masyarakat yang sudah begitu melekat di kehidupan sosial kita kalau kepemilikan kendaraan motor atau mobil sebagai indikator suksesnya seseorang.

        Ego ini memicu semua individu yang tinggal diperkotaan berlomba-lomba menunjukan dirinya untuk bisa tampil lebih dari individu lainnya. Saya punya pengalaman mendatangi beberapa developer apartemen sekedar mengetahui fasilitas yang ditawarkan termasuk fasilitas perparkiran disana. Ternyata semua tempat parkir mobilnya penuh sesak. Ini berbanding terbalik dengan kondisi negara tetangga kita.

        Mereka yang tinggal diapartemen mayoritas menggunakan transportasi publik sebagai akomodasi mereka karena setiap apartemen terhubung langsung dengan MRT.

        Banyak strategi yang sudah dipikirkan oleh para ahli untuk mengatasi kemacetan Jakarta dan sekitarnya dengan berbagai solusi yang ditawarkan tetapi hanya sebatas wacana dan diskusi tanpa tindakan yang berarti. Setidaknya ada beberapa solusi yang akan saya tulis disini walau kedengarannya sedikit basi, seperti :

        1. Infrastruktur yang memadai.

        Pelebaran jalan, pembangunan jalan baru atau tol dalam kota, flyover baru, underpass baru untuk mengurai beberapa titik kemacetan. Libatkan para ahli transportasi, para ahli traffic managemen dan para ahli tata kota, ajak mereka diskusi bersama untuk cari solusi lalu eksekusi dalam bentuk tindakan nyata yang berarti.

        1. Transportasi umum.

        Percepatan pembangunan MRT, LRT, peningkatan kualitas dan pelayanan KRL, perbanyak  jadwal keberangkatannya, tingkatkan kapasitas angkutnya. Kondisi keamanan dan kenyamanan transportasi umum harus diutamakan supaya warga mau beralih ke transportasi umum. Termasuk penataan terminal dan stasiun kereta.

        1. Tata kota yang lebih baik.

        Perencanaan pembangunan perkotaan baik apartemen atau gedung perkantoran yang terintegrasi dengan transportasi umum. Tersedianya transportasi umum disetiap pemukiman yang akan terintegrasi dengan MRT, LRT atau KRL.

        1. Manajemen lalu lintas

        Tata kelola seperti kebijakan ganjil genap bagi kendaraan mobil termasuk juga mobil listrik karena pertumbuhan mobil listrik sudah cukup signifikan saat ini.

        Pihak berwajib harus berani bertindak tegas bagi mobil sipil yang dipasang strobe dengan arogansi menerobos kemacetan yang tentunya mengganggu arus lalu lintas.

        Menerapkan ERP ( Elektronic Road Pricing ) atau jalan berbayar di ruas jalan tertentu di Jakarta. Hal ini sudah lama menjadi wacana tetapi sampai saat ini belum juga diberlakukan.

        Kebijakan pembatasan usia kendaraan terutama mobil yang boleh melintas dijalanan kota besar. Hal ini bukan berarti diskriminasi tetapi lebih mengarah pada kelancaran lalu lintas sebab satu saja mobil yang mogok dijalanan langsung berimbas pada kemacetan.

        Sepertinya pemerintah khususnya di DKI Jakarta belum ada upaya yang signifakan dalam hal mengatasi kemacetan ini. Sejauh ini yang ada hanya sebatas wacana tanpa arti yang tidak membuahkan hasil sama sekali. Yang kita temui dan kita hadapi, semakin hari kondisi jalanan Jakarta semakin macet.

        Hari ini Senin, 24 Maret 2025 berarti H-7 mendekati Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 31 Maret 2025. Mulai hari ini saya rasakan sudah mulai ada pengurangan volume kendaraan. Seperti biasanya setiap tahun pada saat lebaran kondisi jalanan di Jakarta sangat lenggang. Bagi warga yang tidak mudik atau keluar kota, mereka bisa menikmati lancarnya lalu lintas Jakarta mulai hari ini setidaknya sampai 2 minggu kedepan Jakarta akan bebas dari kemacetan. Berdasarkan informasi, ketentuan ganjil genap di Jakarta ditiadakan mulai 28 Maret sampai 7 April 2025.

        Selamat menyambut Hari Raya Idul Fitri 2025, bagi yang mudik semoga selamat sampai tujuan. Berkendaralah yang tertib, selamat berlibur. Tetap jaga keselamatan dan patuhi rambu lalu lintas. ***

        Tinggalkan Balasan

        Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *